Subuh pertama di
tanah perbatasan kerajaan kediri dan majapahit untuk merayakan 69 tahun
kemerdekaan negeri ini. Walau yang lain sedang merayakannya di pendakian
bromo dengan menantang kedatangan sang surya, biarlah kusambut hari
bahagia ini dengan menatap sang langit dan mendengar suara syahdu yang
bersautan antara satu menara dengan menara lainnya. Biarlah langit
menjadi saksi bahwa semua rakyat masih senang tinggal dan hidup di negara ini. Tidak hanya
mengolok dan menghina, meratapi dan merujuk, mencaci dan membuli,
negaranya sendiri. Inilah negara yang dipersembahkan oleh kakek, nenek
dan mungkin uyut-uyut kita. Negara yg mereka persembahkan untuk kita dengan
tetesan air mata, darah dan harta mereka. Tanpa perduli kehidupan mereka
sendiri. Hanya kita yg dipikirkannya. Generasi penerus mereka.
Terima kasih jendral Soedirman, terimakasih Pangeran Diponegoro, terimakasih Cut Nyak Dien. Terimakasih semua pahlawan negara ini. Karena kalian kami sekarang bisa hidup lebih baik. Maafkan kami yg belum bisa menjayakan negara ini tapi kami masih selalu bersemangat mewujudkannya.
DIRGAHAYU INDONESIAKU
69 TAHUN KEMERDEKAAN NKRI
nova yuniansa
17 agustus 2014
Batas kediri dan majapahit, Pare, Jawa Timur.
Terima kasih jendral Soedirman, terimakasih Pangeran Diponegoro, terimakasih Cut Nyak Dien. Terimakasih semua pahlawan negara ini. Karena kalian kami sekarang bisa hidup lebih baik. Maafkan kami yg belum bisa menjayakan negara ini tapi kami masih selalu bersemangat mewujudkannya.
DIRGAHAYU INDONESIAKU
69 TAHUN KEMERDEKAAN NKRI
nova yuniansa
17 agustus 2014
Batas kediri dan majapahit, Pare, Jawa Timur.
NB: sore harinya aku pergi ke air terjun Dholo, Gunung Wilis
ini adalah sangsaka merah putih yang dikibarkan di leher gunung wilis,, bahkan bendera ini terlihat dari tengah kota kediri.
inilah saya dengan bangga menghormati keagungan sang saka merah putih
lintang, ummi, saya dan sri
inilah teman-teman sekamar saya
ummi, laili, kartika, lintang dan saya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar