Rabu, 29 Oktober 2014

Persiapan Menuju Kota Para Santri

Jakarta 17 Juni 2014

Pagi yang dingin dengan gelap yg masih menggantung dilangit kota Jakarta. Memberikan kedamaian bagi hati yang rindu akan pesona alam yang telah lama tiada. Mensyukuri nikmat dalam kebahagian tiada tara. Dalam kehidupan tiada duga.

Hari ini 17 juni 2014, perjalanan menuju kota santri dimulai. Rasa rindu terhadap pepohonan dan hijau lahan serta gunung landai. Seolah memberikan seribu janji tentang kehidupan yang damai.

Hari ini 17 juni 2014, perjalanan hidup seorang anak mencapai titik kematangan. Tepat 21 tahun yang lalu aku dilahirkan. Dan kini ku telah berani menghadang topan. Walau hanya berbekal tekad dan harapan.

Hari ini 17 juni 2014. Tim kesayanganku meraih kebahagiaan yang besar. Membobol jaring lawan hingga gusar. Memporakporandakan tim lawan hingga saling bertengkar. Jerman melawan portugal menghasilkan skor 4-0.

Hari ini 17 juni 2014. Kebahagian sudah sangat berlimpah. Terimakasih terucap kepada pemberi rahmah. Atas segala suka dan duka yang tercurah.

#mari kembali bersiap merapikan barang yang akan kubawa

Jumat, 12 September 2014

Gunung Yang Terbelah

Langit masih sangat gelap ketika kak fafa berteriak di depan campku untuk mengajakku makan sahur. Astaga baru kali ini aku tidak terbangun saat mr. Lidar membangunkan kami. Aku segera bergegas makan, mandi dan menunaikan sholat subuh. Hari ini kami punya sebuah jadwal jalan2. Ke tempat asal dari gundukan pasir yang banyak menutupi daerah jawa timur dan tengah baru2 ini.

Gunung kelud. Itulah tujuan kami hari ini. Kami ingin sejenak melepaskan penat dari lelahnya belajar di kampung inggris. Kami ingin melihat karya Tuhan yang baru saja Ia selesaikan. Terbayang di benakku hijau gunung dan teriknya matahari. Ah tak terlalu istimewa bagiku. Bukannya aku tidak bersyukur atas apa yg diberikan Tuhan. Tapi aku memang sangat ingin ke Bromo. Yah Bromo tempat yang sangat ingin kukunjungi. Kupikir kalau hanya sekedar melihat pemandangan hijau gunung, untuk apa aku datang jauh2 ke jawa timur. Di puncak jawa barat juga ada. Hehehee tapi yah... kupikir pergi keluar untuk menghirup udara segar digunung adalah ide bagus untuk menghilangkan penat.

Aku memulai perjalan tepat jam 5 pagi. Kupikir aku akan hanya pergi berenam bersama kak fafa, risa, devia, icha dan lintang karena Atsa sudah ada janji dengan riza untuk pergi ke Madura. Tapi ternyata mr. Wahab dan mr. Ega ikut bergabung bersama. Selain itu ada juga beberapa anak lain yang berasal dari PEACE. Yah lumayan menambah daftar kenalan kami.

Selama perjalanan aku mencoba memanfaatkan waktu untuk menghafal presentasi speaking yg harus aku sajikan di hari senin. Sayangnya itu tak bertahan lama. Aku malah tertidur lelap hingga tiba di rest area pertama gunung kelud. Astaga betapa pemalasnya aku. Menghapal begitu saja aku tidak kuat. Iyuuh

Sesampainya diatas gunung kelud angin menerpa sangat kencang. Udara dingin juga sudah terasa menusuk badan. Aku masih berasa biasa saja ketika keluar dari mobil elf yg mengantarkan kami. Tidak terlalu special, cibirku dalam hati. Gunung macam apa ini hanya sedikit ditumbuhi  tanaman. Benar2 kurang menarik. Saat itu aku masih menghadap ke arah mobil ketika ms. Fafa dan risa minta ijin ke toilet.

akupun memutar tubuh untuk menyusul yang lain. Astaga. Tempat apa yg sedari tadi berada di belakangku. Gunung yang sangat tinggi tertutup oleh pasir. Tidak aku salah bukan gungung tinggi yang tertutup pasir lebih tepatnya BEBERAPA gunung tinggi yg tertutup pasir. Astaga aku di Bromokah? Pikirku sejenak. Tapi aku seketika tersadar ketika melihat tulisan "dilarang mendekati gunung kelud dalam radius 3 km"


Yah inilah gunung yang baru saja meletus itu. Yang bahkan debunya sampai menutupi jogja dan sekitarnya. Semua permukaan gunung tertutup oleh pasir. Semua tumbuhan di sekitar jalur erupsi hilang. Semua pohon hanya meninggalkan batangnya saja tanpa daun, mereka semua menjadi tandus. Bahkan gunung ini terlihat sangat terbelah tepat ditengah jalur lahar dingin. Subhanallah. Engkau yang maha kuat dan maha mengetahui.

Gunung kelud, jawa timur.

NB: mengapa saya menyebutnya sebagai gunung yang terbelah, karena saya melihat pemandangan 2 gunung di daerah ini yang membentuk sebuah gapura besar bagai pintu masuk kearea tengah gunung


 inilah foto yang diambil kak icha secara diam-diam, saat kak risa mengambil foto kami.
kak risa, devia, lintang, kak fafa dan saya

 inilah salah satu foto yang diambil secara diam-diam saat saya sedang berbicara dengan kak fafa. karena foto ini lumayan lucu, saya ingin mengenangnya disini.

sedang foto yang terakhir ini adalah foto seluruh kawan yang ikut ke gunung kelud. semoga kita dapat dipertemukan lain waktu

Sabtu, 30 Agustus 2014

Angin Berbisik Itu Kuhampiri

Subuh ini kupaksakan mataku untuk bangun. Aku kapok menuruti kemalasanku yang sering merepotkan diriku.

Oh iya hari ini aku mau ke Bromo loh. Iya benar bromo. Gunung yg isinya benar2 pasir dan sangat indah itu. Tempat yang selalu ingin kukunjungi sejak aku masih kecil. Entahlah apa yang ada disana. Yang jelas mendengar namanya saja seolah telah memberikan sebuah kebahagiaan dalam benakku.

Aku membayangkan pasir. Matahari. Awan. Tawa riang. Mobil yang berjejeran. Padang semak yang luas. Alunan angin. Gesekan debu yang menimbulkan alunan yang saling bersautan. Hemmm... semuanya membuatku ingin memutar waktu 18 lebih cepat dari sekarang.

Sayangnya atsa bingung dia mau ikut atau tidak. Rasanya kesempurnaan itu akan kurang tanpa kehadirannya. Walaupun ia teman baruku. Rasanya tetap kurang lengkap tanpa kehadirannya.
Pare 20 Juli 2014
NB: akhirnya atsa ikut juga ke bromo rasa senang bisa mendengarkan nyanyian syahdu disana ketenangan yang tak pernah tergantikan. diberikan langsung oleh alam Bromo.
 ini adalah kawasan padang savana... semua gunung dibelakangnya tertutup kabut
 ini adalah semeru,,, hehehe,, tapi saya ndak tau pastinya siih
 nah ini kak icha sang photografer dan patih
 riana, ega, fandi, saya, efran, icha, galang, iman, sri, ummi, atsa dan fatih, entah kemana perginya zul dan riza

 dan tepat dibelakang saya, BROMO dengan kabut mengelilinginya,, like a kingdom midle cloud
 ini satu-satunya foto saya yang dapat menangkap gunung,, sisanya selalu tertutup awan

 ini kawasan padang savana, yuk tetap kita jaga dengan tidak menyalakan api disana

 seperti inilah kondisi gunung disana, selalu tertutup oleh kabut

Altitude 3676

Saya tidak akan pernah tau kemana kaki ini akan pernah melangkah suatu saat nanti. Saya hanya berharap suatu saat saya bisa menjejakkan kaki di puncak tertinggi pulau kelahiran saya. Melewati penduduk ranu pane yang ramah. Melewati ranu kumbolo yang masih bisa dijadikan sumber kehidupan. Oro oro ombo yang menampilkan lanscape savana secara sempurna. Bukit cinta yg konon dapat mewujudkan keinginanmu. Meratapi kesedihan yg tergambar di kalimati. Beristirahat sejenak di arcopodo. Hingga akhirnya merangkak menuju Altitude 3676. Puncak para dewa, mahameru.

Nova Yuniansa
Pare, kediri, 14 august 2014

69 Tahun Kemerdekaan NKRI

Subuh pertama di tanah perbatasan kerajaan kediri dan majapahit untuk merayakan 69 tahun kemerdekaan negeri ini. Walau yang lain sedang merayakannya di pendakian bromo dengan menantang kedatangan sang surya, biarlah kusambut hari bahagia ini dengan menatap sang langit dan mendengar suara syahdu yang bersautan antara satu menara dengan menara lainnya. Biarlah langit menjadi saksi bahwa semua rakyat masih senang tinggal dan hidup di negara ini. Tidak hanya mengolok dan menghina, meratapi dan merujuk, mencaci dan membuli, negaranya sendiri. Inilah negara yang dipersembahkan oleh kakek, nenek dan mungkin uyut-uyut kita. Negara yg mereka persembahkan untuk kita dengan tetesan air mata, darah dan harta mereka. Tanpa perduli kehidupan mereka sendiri. Hanya kita yg dipikirkannya. Generasi penerus mereka.

Terima kasih jendral Soedirman, terimakasih Pangeran Diponegoro, terimakasih Cut Nyak Dien. Terimakasih semua pahlawan negara ini. Karena kalian kami sekarang bisa hidup lebih baik. Maafkan kami yg belum bisa menjayakan negara ini tapi kami masih selalu bersemangat mewujudkannya.

DIRGAHAYU INDONESIAKU
69 TAHUN KEMERDEKAAN NKRI

nova yuniansa
17 agustus 2014
Batas kediri dan majapahit, Pare, Jawa Timur.
NB: sore harinya aku pergi ke air terjun Dholo, Gunung Wilis
 ini adalah sangsaka merah putih yang dikibarkan di leher gunung wilis,, bahkan bendera ini terlihat dari tengah kota kediri.
 inilah saya dengan bangga menghormati keagungan sang saka merah putih
 lintang, ummi, saya dan sri
 inilah teman-teman sekamar saya

 ummi, laili, kartika, lintang dan saya